Selasa, 05 Januari 2010

Pembom-pembom Raksasa




Di sisi lain dari perang adalah seekor elang, burung besi berwarna perak : si besar dan cantik B-29 Superfortress. Meski harus setengah mati untuk membuat B-29 yang berat ini untuk mengangkasa hingga ketinggian 40.000 kaki, sekali dia di atas sana tidak ada satupun yang sanggup mencapainya atau di kecepatan 350 mil-per-hour, mampu mengejarnya. Bahkan jika ada yang dibuat untuk mendekatinya, pertahanannya yang mumpuni dapat melumpuhkannya. Dipersenjatai dengan banyak peralatan impresif (dengan beberapa masalah yg bikin frustasi), pesawat ini tetap dioperasikan hingga masa perang Korea.


Dengan munculnya mesin jet, desainer-desainer pesawat mulai memikirkan sesuatu yang benar-benar besar. Memikirkan pesawat raksasa kebanyakan terbayang Bomber B-52, dengan 8 mesinnya. tetapi sebelum era B-52 ada bomber raksasa Amerika lainnya: Convair B-36 "Peacemaker"






Seperti B-29 (bukan merek sabun -red), B-52 "Stratofortress" adalah satu mesin terbang yang powerful, raksasa yang berat. Dan pesawat ini masih dirawat hingga kini dan masih dioperasikan.




Bomber-bomber besar bertransformasi menjadi pecahan-pecahan atau bagian dari LEGO dalam piliran para insinyur pada masa perang dingin:

Arthur Kimes menulis: "Soviet waktu itu mengajukan proposal untuk menggabungkan sekumpulan pesawat menjadi sebuah yang benar-benar besar. Seperti mimpi permainan LEGO yang jadi kenyataan. Kemudian di tahun 1950-an USAF punya rencana untuk menggabungkan 3 B-36 (ujung sayap dengan ujung sayap) untuk memperoleh satu sistem yang lebih luas range-nya. Ketika raksasa ini mendekati Uni Soviet masing-masing akan melepaskan bomber tempur yang dibawanya (mungkin F-92 - yang juga tidak pernah dibuat) dan bomber-bomber fighter ini akan meluncur dengabn kecepatan tinggi dan menjatuhkan bom-bomya ke target. B-36 masing-masing akan memisahkan diri dan kembali ke base, dan F-29 akan mencoba terbang ke wilayah terbang sekutu di Turki atau lainnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar